Jumat, 03 Juni 2016

Berkunjung ke Kayu Arum Resort Salatiga - 6 Juni 2016

Ritual yang wajib saya lakukan di setiap bulan adalah Pulang Kampung ke Salatiga. Yupsss, Salatiga kota kecil nan sejuk yang selalu membuat kangen, hawa sejuk namun tak sesejuk dulu. Berhawa sejuk karena Salatiga kota kecil dibawah kaki gunung Merbabu (cita-cita belum kesampaian naik gunung Merbabu) 

 Berikut Penampakan View Merbabu dan Merapi

Setiap kali pulang ke rumah, selain kangen dengan ortu, kangen dengan krucil-krucil di rumah, hal yang selalu saya lakukan adalah wisata kuliner, itu wajib dan berkunjung di beberapa tempat yang indah bersama keluarga atau pun teman-teman lama. Kali ini saya berkunjung ke salah satu resort di Salatiga yaitu Kayu Arum Resort. Lokasi tidak jauh dari SMU Kristen 1 Salatiga yaitu di Jalan Magersari, Ringinawe Tegalrejo Salatiga, Jawa tengah. Berkunjung kesana ditemani keponakan tersayang Reni dan pacall kesayangannya si Ben. Kayu Arum Resort sendiri adalah salah satu resort di Salatiga dengan harga per malam nya kisaran Rp 700ribu per malamnya. View nya bagus, ijo royo-royo penuh dengan pohon-pohon. Disana kalau hanya berenang saja tanpa menginap bisa. Untuk biaya berenang kita bayar RP.35ribu udah dapat soft drink dan handuk.

Kolam renang Kayu Arum

Taman Kayu Arum Resort
Si Reni Keponakan Tercayang
Maen catur yang segede-gede Bagong ^^
Berselfi ria di swimming pool
Berpose di front office kayu Arum Resort
      





































Jumat, 20 Mei 2016

Visit Ketapang Kalimantan Barat 20 Mei - 22 Mei 2016

20 Mei 2016 pagi-pagi-pagi buta sudah di bandara Soeta by Uber Car. Thanks Uber Car, berkat jasa mu ke bandara hanya keluar duit 56 ribu (tapi tetep kasih lebih buat drivernya #TakTegaAdekBang :). Kali ini berkunjung ke Ketapang untuk bersua seseorang panggil saja si php untuk mempertanyakan kembali sampai kapan di php hahahhaa #Curcol. Blog ini bukan untuk curcol, blog ini untuk share perjalanan saya yang sudah lamaaa sekali saya tunda karena terlalu sibuk jalan-jalan #SokSibuk.

Ke Ketapang kali ini by Garuda, transit ke Pontianak menuju Ketapang ambil flight paling pagi jam 05.oo transit ke Pontianak jam 08.00 sampai Ketapang jam 09.00 pagi.


Golden Sunrise menuju Pontianak.

Hari pertama sampai di Ketapang, kota kecciill yang berkeliling dengan mobil, belum ada 10 menit sudah dikelilingi semua pusat kotanya :D. Ketapang sendiri sebenarnya cukup luas wilayahnya, dibagi 3 area, yaitu Sukadana, Matan Hilir dan matan Hulu (disadur dari wikipedia :p).
Mayoritas penduduk dihuni oleh masyarakat Tionghoa, jadi tak heran banyak klenteng disana.
Berikut salah satu klenteng di Ketapang (the Big Statue of Dewi Kwan Im)



20 Mei 2016 berkunjung ke little kingdomnya Ketapang, kerajaan Matan. Beruntung karena hari ini sedang ada acara sehingga dibuka untuk umum. Lokasi Kerajaan ini strategis, dipinggir jalan sehingga gampang kita jumpai. Untuk di Ketapang tidak ada alat transportasi umum. So kalau mau berkunjung ke kota ini harus ada saudara or teman. Kalau mentok gak punya siapa-siapa di Ketapang, sewa mobil kalau gitu, kayak orang susah :p.
Kita bisa masuk ke dalam dengan melihat keadaan sekeliling. Dari cerita penjaga keraton, bapak siapa saya lupa namanya, maaf ya pak, dia setiap hari berjaga di Keraton dan tidur disana juga. Jadi kalau setiap malam bunyi-bunyi sesuatu atau digoda ama "penghuni" keraton sudah tidak takut lagi dia #segan #salut.



Kerajaan Matan tampak dari Depan



Singgasana Raja dan Ratu di #Matan


Tempat Tidur di dalam keraton Matan


Foto Raja pertama Keraton Matan

Persis didepan Keraton Matan, ada taman kota dengan view sungan Pawan. Sungai Pawan adalah sungai perpanjang yang membelah kota Ketapang.

Sungai Pawan disore hari

Hari kedua di Ketapang, saya berkunjung ke pantai nya Ketapang, yaitu pantai Tanjung Belandang. Pantai yang gak worth it dikunjungi karena pantainya berlumpur. Banyak tempat-tempat berteduh skaligus tempat orang berjualan. Pantai Tanjung Belandang lokasi nya di daerah Sukadana. Tampak Indah di sore hari karena kita bisa bersantai menikmati sunset.


Sunset view at Pantai Tanjung Belandang Ketapang Kalbar

Sebenarnya plan selanjutnya adalah melanjutkan perjalanan ke ke Kabupaten Kayong Utara atau orang sana sering menyebutnya KKU. Karena ban mobil bocor, akhirnya pupus sudah harapan ke KKU dan saya kembali lagi ke Ketapang.

Di Ketapang salah satu hotel yang bagus adalah Aston. Menginap di Aston dengan merogoh kocek 400 ribu per malam, lebih murah on the spot ketimbang booking di Traveloka or Agoda. Free breakfast dan free mocktail.

\
Breakfast di Aston Ketapang


Menikmati view kota dari Aston Ketapang

Hari terakhir di Ketapang, menuju bandara yang paling kecil yang pernah saya lihat. Dan sebelum sampai bandara, saya diajak melihat rumah Melayu original Ketapang. Besar dan sangat kokoh, dan semua terbuat dari kayu.


The original house of #WestBorneo #MelayuKetapang

Well, ulasan dari saya sekitar Ketapang, see you again Ketapang? Lets see :)


Pesawat kecil dari Ketapang menuju Pontianak













Rabu, 04 Mei 2016

Dari Gunung turun ke Pantai - Tana Toraja & Tanjung Bira 4 - 8 Mei 2016

Long weekend Mei 2016 adalah waktu yang tepat untuk berpetualang menjelajahi Indonesia yang indah. Kali ini saya and the genk (Oma Maria, Patricia and Dek Eka) berpetualang mencari kitab suci di bumi Sulawesi tepatnya di Tana Toraja dan Pantai Tanjung Bira. Berbekal tiket promo Garuda dari bulan September 2015 yang sudah kami pesan, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu datang jua.

4 Mei 2016 on the way ke bandara, dari kantor ke bandara by uber taxi (lumayan dapat free voucher gratisan ^^) yang macet nya naudzubillahimindzalik maklum karena long weekend.
Tiba di Makasar jam 23.00 wita dan sudah dijemput oleh driver kita pak Tom yang amat sangat baik hati :).

Tiba di Makasar kita langsung meluncur ke Tana Toraja tanpa dek Eka karena doi berbeda tujuan dengan kita,dek Eka melanjutkan perjalanan ke Takabonerate.
Perjalanan kita tempuh selama 8 jam #sweat dengan tertidur pulas kwakwak, karena kita harus recharging, takut kalau atit (sakit), apalagi jalan ama oma Maria yang selalu atit kalau perjalanan jauh :p hahahhaa.

Tiba di Toraja jam 7 pagi, kami langsung menuju hotel, rekomendasi dari si Ayit (tour guide kita) hotel yang murmer dan bersih yaitu hotel Pison untuk tarifnya 200 ribuan per malamnya . Beruntung sekali hotel ini bisa early cek in jam 7 pagi, so kita bisa merebahkan diri sejenak untuk beristirahat.

5 Mei 2016 jam 10.00 kita memulai perjalanan pertama ke Ke’te Kesu’. Rumah original asli dari Tana Toraja.



Welcome to #TanaToraja #TravelAddict


Posing in Front of The Original Tongkonan House in Ke’te Kesu’ with Patricia
#TanaToraja #TravelAddict


Candid ala oma Maria xoxoxo




Berpose ala-ala :D

Selanjutkan kita menuju ke Taman Wisata Londa. Disana kita mengunjungi makam orang Tana Toraja, semacam bukit bebatuan yang menjulang tinggi. Semakin tinggi makam seseorang, semakin tinggi pula derajadnya orang yang meninggal. Masyarakat Tana Toraja sampai sekarang masih mempertahankan budaya bahwa orang yang sudah meninggal harus dipestakan. Pesta orang meninggal bisa memakan biaya cukup besar (ratusan bahkan milyaran rupiah), karena setiap kali pesta, berapa puluh ekor kerbau yang disembelih #wow.
Budaya merawat dan memestakan orang yang sudah meninggal ada sejarahnya, konon katanya (sumber dari internet) dahulunya ada seseorang yang hidupnya sangat miskin dan serba kekurangan. Suatu hari orang tersebut ke hutan dan menemukan mayat. Mayat tersebut dibawa pulang ke rumah dan dirawat. Setelah itu hidupnya semakin makmur dan tidak serba kekurangan lagi. Setelah itu konon orang tersebut mengajarkan ke keluarganya dan orang-orang disekitarnya bahwa orang yang sudah meninggal harus dirawat, karena dapat memberikan kesejahteraan dan mengajarkan bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak perlu ditakuti.


Explore the #death culture of the villagers of #Toraja with Patricia & Diana at Taman Wisata Londa


Goa di Taman Wisata Londa


Bersama Oma Maria & Patricia


Boneka yang menyerupai orang yang sudah meninggal



Cling jadi Patung :D


Bukit Taman Wisata Londa yang menjulang tinggi

Dari Taman Londa, kita menuju ke pasar untuk membeli oleh-oleh. Salah satu yang kami beli adalah kopi Toraja yang sangat legend kopinya hehehe. Dan tanpa disengaja kami bertemu bupati Toraja Utara Pak Kala Tiku, lg sidak pasar ceritanya, Beliau senang sekali kita berkunjung dan berharap teman2 dr jawa berkunjung ke #Toraja 😊😊


Berfoto bersama bupati Toraja Utara Pak Kala Tiku

Hari terakhir di Toraja, kita berkunjung ke Lokomata village, terletak di desa Rantepao Toraja Utara. Selama perjalanan banyak sekali rumah rumah tongkonan, semakin banyak tongkonan maka menunjukan bahwa semakin banyak pula anggota keluarga meninggal yang sudah dipestakan.

Di Lokomata village, kita bisa melihat makam di dalam batu besar. Batu dipahat berbentuk kotak, 1 kotak pahatan untuk 1 makam. Ngebayangin butuh berapa tahun untuk membuat pahatan per kotaknya #sweat.




Cemetery Stone #Lokomata


Tongkonan di Lokomata

Hawa sejuk terasa di kulit, really like with chill air :) dan selain di Dieng, ternyata disini kita bisa melihat awan di bawah kita. Suka sekali dengan view seperti ini.


The land above the sky


Bersama Oma Maria


Foto Bertiga

Kita mampir ke salah satu resto plus hotel di Lokomata. Namun sayang, makanan belum ready padahal peyut udah krucuk krucuk. Tapi tak apalah, di depan hotel itu kita bisa bernarsis ria #teteup.




Salah satu Hotel & Resto di Lokomata

Karena peyut sudah tak tahan, akhirnya kita mampir ke warung dan hanya ada mie goreng yang bisa kita pesan. Apalah daya peyut sudah tak tahan, akhirnya kita makan disitu. Walaupun hanya warung mie, tapi dibawah kita bisa melihat hamparan view dataran tinggi yang cucok menyejukkan mata.

Warung Mie

Sebenarnya masih banyak tempat-tempat di Toraja yang belum kita jelajahi. Namun apalah daya, waktu kita terbatas.

Perjalanan selanjutnya yaitu menuju ke Tanjung Bira. Dari Toraja ke Bira adalah suatu perjalanan yang amat jauh sekali, dari ujung ke ujung eeiimm. 4 kabupaten harus kita lewati yang kami tempuh selama 12 jam (1000 something KM). Salut sekali lagi dengan Pak Tom driver kitaa *kiss kiss* lagi xoxoxo. Dan sampai di kabupaten Enrekang, kita disuguhi hamparan gunung berbukit-bukit nan hijau. Mereka menyebutnya gunung Nona Indah. Disebut gunung Nona Indah karena bentuk bukit-bukit tersebut menyerupai maaf (kemaluan) wanita. Dan karena sudah waktunya makan siang, kita berhenti di salah satu resto pilihan Pak Tom.
Banyak sekali resto-resto yang menyajikan makanan plus 'menjual' view gunung Nona Indah. Dan pilihan resto Pak Tom memang tepat, kita dapat makan siang yang rasanya lumayan dengan harga kaki lima ditambah spot fotoan yang bagus.


Resto Panorama View


Gunung Nona Indah

Akhirnya jam 9 malam kita sampai di Tanjung Bira. Plan awal seharusnya sampai jam 7 malam untuk makan malam di Bira, namun kita makan malam di Jalan. Malam pertama di Bira kita menginap di Nusa Bira Indah cottage pilihan dari si ayit (tour guide kita). Sebenarnya cottagenya lumayan dan ga spooky, namun sayang kita dapat kamar yang bau kotoran kucing #TidorSambilTahanNafas :(.


Nusa Bira Indah Cottage

Pagi hari kita memulai perjalanan di Tanjung Bira bersama si Ayit. Pantai Tanjung Bira dengan hamparan pasir putih dan air biru yang rasanya ingin langsung nyemplung byuur :p.


Pantai Bira di pagi hari

Kita naik kapal menuju pulau Kambing, kurang lebih 25 menit.
Spot snorkling yang bagus, surganya diving sebenarnya, namun apalah daya belum punya lisensi diving huhuhu. Cukup snorkling dan berenang di birunya air laut yang bersih dan jernih


#WelcomeSunburn #PulauKambing




Oma Maria ditolong Pat, karena takut tenggelam xoxoxoxo

Spot kedua snorkling yaitu di pulau Liukang. Hamparan birunya laut nan jernih ingin berlama-lama didalam air xoxoxo.


Very Clear Sea I ever seen


Pulau Liukang







Well sudah puas snorkling dan ber underwater ria, exhausted habis, time to lunchie. Kapal bersandar ke pulau Liukang. Di pulau Liukang sebenarnya ada penakaran penyu, namun apalah daya sudah tak ada tenaga untuk nyamperin si unyu2 penyu. Menu lunchie kita ikan segar fresh from the oven #ehhh bersantap ria untuk mengisi peyut.

Kembali ke pantai Bira, kita langsung cek out dan here we go, mari kita menuju resort termewah yang ada di Bira, Amatoa Resort.


Falling in love with Amatoa Resort

Dan sampai kita di Amatoa Resort bersua dengan si adek Eka yang sudah lama menunggu kita. Karena kita berempat, kita memilih family room. Sebelum cek in kita ke receptionis untuk mengambil kunci. Sambil menunggu proses cek in, kita diberi welcome drink jus jambu #TahuAjaKalauHaus.

Memang harga tidak menipu, family room yang dibanderol harga 2,5 jt per malam sangat worth it sekali dengan service yang kita dapat. Family room yang sangat luas, bisa bermain futsal di dalamnya #serius dan view langsung menghadap laut.


Family Room Amatoa Resort


Oma maria berpose didepan kamar

Sebelum mandi, kita menyempatkan diri sebentar untuk berenang di infinity pool nya Amatoa.








Infinity Swimming Pool Amatoa Resort

Jam masih menunjukan pukul 4 sore, kita mandi dan istirahat sebentar kemudian jjs sore menuju pantai Apalarang.
Apalarang adalah salah satu pantai di dekat Bira, masih ada beberapa pantai yang tidak bisa kita kunjungi karena terbatasnya waktu.


Apalarang Beach #TanjungBira

Puas berfoto ria di Apalarang, kita menuju resort kita untuk menikmati sunset view di Amatoa Resort.
Memang Amatoa adalah salah satu resort yang exotic untuk menikmati sunset, benar - benar gak nyesel menghabiskan liburan ala-ala seleb di resort mewah xoxoxo.


Enjoying Sunset View at Amatoa Resort

Time to dine!! Jadi ceritanya si tour guide kita lagi promo resto temannya. Kita ditraktir makan malam di resto mewah kalau kata Ayit. Dan memang benar, resto HakunaMatata, resto baru yang mewah, menyajikan makanan seafood yang yummy dan enyaakk tentunya.



Dine with Pak Tom @Hakunamatata Restaurant

Pagi hari di Amatoa, kita memulai aktifitas dengan mengisi peyut dulu #teteup, breakfast di resto mereka dengan makanan yang lumayan tastenya di lidah.
Selanjutnya menikmati private beach nya Amatoa Resort, dengan melewati anak tangga di sekeliling resort.


Enjoying private beach @Amatoa Resort

Asik bermain dengan laut, kita melanjutkan berenang di infinity pool. Just swim and swim like Nemo xoxoxoxo.


Swimming part 2

Puas sudah menikmati Amatoa Resort, cek out dan kembali ke Makasar #Tidaaakkkk #OhhhhhNooooo
Perjalanan Bira ke Makasar kita tempuh kurang lebih 4 jam. Sampai di Makasar sekitar jam 15.00, flight pesawat ke Jakarta jam 17.00, akhirnya ramang - ramang yang harusnya kita kunjungi gagal sudah :(.
Namun belum afdol rasanya kalau di Makasar belum menikmati coto Makasar. Kita sempatkan sejenak untuk menikmati coto Makasar, yang jujur ajaa aneh di lidah jawa saya kwakwakwak :D

Bye TanaToraja, bye Tanjung Bira bye Makasar. Semoga kita dipertemukan kembali :).